Dari kejauhan sayup-sayup terdengar suara alunan musik khas Timur Tengah di sekitar kawasan Kampung Arab, Ampel Surabaya. Juga nampak bendera-bendera dengan tulisan arab yang berkibar.
Alunan musik tersebut berasal dari pukulan hadrah dan hajir marawis dari para pemuda yang memakai baju koko dan sarung, lengkap beserta dengan songkok putihnya. Mereka memukul alat musik tersebut dengan penuh semangat dan suka cita.
Para pemuda itu berjejer membentuk suatu barisan yang meskipun terkesan tidak rapi, tapi enak untuk dipandang. Kumpulan Hadrah tersebut merupakan arak-arakan rangkaian Haul Akbar Sunan Ampel ke 561, Sabtu (31/07) sore.
Seperti tahun-tahun sebelumnya arak-arakan tersebut digelar untuk menyemarakkan Haul satu diantara 9 sunan yang ada di pulau Jawa yang diadakan pada setiap bulan sya’ban setiap tahunnya. Arak-arakan dilakukan oleh kelompok-kelompok pengajian tertentu baik yang berasal dari Surabaya maupun dari luar Kota Surabaya.
Arak-arakan tersebut berjalan sepanjang jalan KH Mas Mansyur di kawasan Kampung Arab, Ampel Surabaya menuju makam Sunan Ampel di kompleks makam Masjid Ampel Surabaya. Banyak anak-anak dan juga orang dewasa yang mengikuti arak-arakan yang memakan seluruh bagian jalan KH Mas Mansyur tersebut.
Seperti tahun-tahun sebelumnya arak-arakan tersebut digelar untuk menyemarakkan Haul satu diantara 9 sunan yang ada di pulau Jawa yang diadakan pada setiap bulan sya’ban setiap tahunnya. Arak-arakan dilakukan oleh kelompok-kelompok pengajian tertentu baik yang berasal dari Surabaya maupun dari luar Kota Surabaya.
Arak-arakan tersebut berjalan sepanjang jalan KH Mas Mansyur di kawasan Kampung Arab, Ampel Surabaya menuju makam Sunan Ampel di kompleks makam Masjid Ampel Surabaya. Banyak anak-anak dan juga orang dewasa yang mengikuti arak-arakan yang memakan seluruh bagian jalan KH Mas Mansyur tersebut.
Arak-arakan yang seluruhnya terdiri dari laki-laki tersebut mengundang banyak orang untuk melihatnya. Tak kurang dari sekitar 1000 orang yang didominasi kaum hawa menonton arak-arakan tersebut.
Sementara itu di kompleks makam Sunan Ampel digelar pembacaan Tahlil dan Yasin untuk Sunan Ampel. Pembacaan Tahlil dan Yasin itu diikuti oleh tidak kurang 5.000 orang dari berbagai elemen yang memadati kompleks makam Sunan Ampel sejak siang hari.
Setelah pembacaan Tahlil dan Yasin selesai acara dilanjutkan dengan tausiyah yang di lakukan oleh HABIB LUTFI BIN YAHYA dari Pekalongan. Dalam tausiyahnya HABIB LUTFI yang mengenakan gamis putih lengkap dengan surbannya itu menceritakan sejarah bagaimana Sunan Ampel mulai dari tempat asalnya di Campa Kamboja hingga menyebarkan agama Islam di pulau Jawa lalu menetap di Surabaya hingga akhir hayatnya.
HABIB LUTFI yang bertausyiyah di samping makam Sunan Ampel itu juga menjelaskan bahwa Sunan Ampel dan sunan-sunan yang lainnya merupakan keturunan dari Rosulullah S.A.W. Dalam tausiyahnya dia mempertanyakan bagaimana sekelompok orang islam yang menharamkan ziarah kubur dan tahlil.
Dalam akhir tausiyahnya HABIB LUTFI berdoa agar umat agar umat Islam dapat bersatu jangan sampai terpecah belah. Doa itu diamini oleh seluruh orang yang hadir dalam acara haul tersebut.(med/ipg).
Sementara itu di kompleks makam Sunan Ampel digelar pembacaan Tahlil dan Yasin untuk Sunan Ampel. Pembacaan Tahlil dan Yasin itu diikuti oleh tidak kurang 5.000 orang dari berbagai elemen yang memadati kompleks makam Sunan Ampel sejak siang hari.
Setelah pembacaan Tahlil dan Yasin selesai acara dilanjutkan dengan tausiyah yang di lakukan oleh HABIB LUTFI BIN YAHYA dari Pekalongan. Dalam tausiyahnya HABIB LUTFI yang mengenakan gamis putih lengkap dengan surbannya itu menceritakan sejarah bagaimana Sunan Ampel mulai dari tempat asalnya di Campa Kamboja hingga menyebarkan agama Islam di pulau Jawa lalu menetap di Surabaya hingga akhir hayatnya.
HABIB LUTFI yang bertausyiyah di samping makam Sunan Ampel itu juga menjelaskan bahwa Sunan Ampel dan sunan-sunan yang lainnya merupakan keturunan dari Rosulullah S.A.W. Dalam tausiyahnya dia mempertanyakan bagaimana sekelompok orang islam yang menharamkan ziarah kubur dan tahlil.
Dalam akhir tausiyahnya HABIB LUTFI berdoa agar umat agar umat Islam dapat bersatu jangan sampai terpecah belah. Doa itu diamini oleh seluruh orang yang hadir dalam acara haul tersebut.(med/ipg).
(Sumber: suarasurabaya.net)
Tidak ada komentar:
Write komentarBerikan komentar anda mengenai artikel ini: