Terjadinya insiden penembakan dan penangkapan tiga petugas Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) oleh Marine Police Malaysia (MPM) di Perairan Tanjung Berakit , Pulau Bintan, Kepulauan Riau, Jumat (13/8/2010) kemarin, dinilai beberapa masyarakat Kepri sangat memprihatinkan.
Terlebih lagi, kondisi pengamanan dan pertahanan di daerah perbatasan tiga negara (Indonesia, Malaysia, dan Singapura) tersebut sangat minim atau lemah .
”Saya melihat peristiwa ini sudah tidak lagi menjadi konsumsi lokal Kepri, saja namun juga sudah menjadi isu Nasional, mengingat aksi pencurian ikan (illegal fishing ) di wilayah Kepri sering terjadi, meski beberapa kali tertangkap oleh instansi pengamanan di negeri ini,” jelas M Yunus Muda, Anggota DPRD Batam, Senin (16/8/2010).
Sekretaris Fraksi Golkar ini mengatakan, secara umum kita ketahui bersama bahwa kondisi perairan Kepri itu sangatlah luas dan letaknya sangatlah berdekatan dengan kedua negara seperti Singapore dan Malaysia.
Terlebih lagi, kondisi pengamanan dan pertahanan di daerah perbatasan tiga negara (Indonesia, Malaysia, dan Singapura) tersebut sangat minim atau lemah .
”Saya melihat peristiwa ini sudah tidak lagi menjadi konsumsi lokal Kepri, saja namun juga sudah menjadi isu Nasional, mengingat aksi pencurian ikan (illegal fishing ) di wilayah Kepri sering terjadi, meski beberapa kali tertangkap oleh instansi pengamanan di negeri ini,” jelas M Yunus Muda, Anggota DPRD Batam, Senin (16/8/2010).
Sekretaris Fraksi Golkar ini mengatakan, secara umum kita ketahui bersama bahwa kondisi perairan Kepri itu sangatlah luas dan letaknya sangatlah berdekatan dengan kedua negara seperti Singapore dan Malaysia.
Dan insiden antara petugas DKP dengan MPM merupakan tanda atau sinyal bahwa masih sangat lemahnya sistem pertahanan di daerah perbatasan, khususnya Kepri, sehingga secara leluasa MPM bisa masuk dan langsung melakukan kekerasan terhadap petugas DKP.
"Kita tahu bersama bahwa petugas DKP jelas-jelas telah melaksanakan tugasnya mengamankan nelayan Malaysia yang melakukan illegal fishing di perairan berakit, Bintan."
Sementara itu, Uba Singgalingging dari Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Bersama Rakyat (LSM Gebrak) mengatakan, apa yang terjadi antara petugas DKP dengan MPM merupakan suatu bentuk arogansi dari Pemerintah Malaysia.
”Dan ini kelihatan sekali kalau kekuatan kawasan perbatasan di Indonesia sangat lemah sekali,” jelas Uba.
Selain itu, Uba juga mengatakan bahwa sistem diplomasi politik yang dilakukan Pemerintah Indonesia juga lemah sehingga hal ini membuat mereka terkesan sangat berani dan menunjukan arogansi dan kesewenang-wenangan di wilayah teritorial Indonesia.
Tidak ada komentar:
Write komentarBerikan komentar anda mengenai artikel ini: