Meski baru memasuki pekan pertama ibadah puasa di bulan suci Ramadhan, namun tidak menyurutkan niat para pendaki asal Pulau Jawa dan Luar Jawa untuk tetap menggelar kegiatan rutin berupa upacara bendera memperingati HUT Kemerdekaan RI Ke-65 di puncak Gunung Semeru.
Kegiatan rutin tahunan yang selalu diikuti ribuan pendaki, meski ratusan diantaranya diperbolehkan menuju puncak gunung tetinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian 3626 mdpl (meter diatas permukaan laut ini), secara resmi diijinkan setelah dilakukan rapat koordinasi (rakor) lintas instansi sebagai persiapan pelaksanaan upacara agustusan di puncak Mahamaeru.
Rakor yang digelar di Kantor Balai TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) wilayah 2 di Jl. Desa Karangsanom, Kecamatan Pasrujambe ini, menurut ROCHANI, Ssos Sekretaris Satlak PB (Penanggulangan Bencana) Kabupaten Lumajang ketika dikonfirmasi DIDI reporter Sentral FM Lumajang, Minggu (15/08), digelar setelah rekomendasi dari Badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung diterima.
Rakor yang digelar di Kantor Balai TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) wilayah 2 di Jl. Desa Karangsanom, Kecamatan Pasrujambe ini, menurut ROCHANI, Ssos Sekretaris Satlak PB (Penanggulangan Bencana) Kabupaten Lumajang ketika dikonfirmasi DIDI reporter Sentral FM Lumajang, Minggu (15/08), digelar setelah rekomendasi dari Badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung diterima.
ROCHANI yang juga Kepala Bakesbangpol Kabupaten Lumajang ini juga menyampaikan, dalam rakor lintas instansi untuk persiapan upacara agutsusan di Puncak Semeru ini, dihadiri Kepala Balai Besar TNBTS Malang, Bakesbangpol Kabupaten Lumajang, Satlak Penanggulangan Bencana (PB) Kabupaten Lumajang, SAR Kabupaten Lumajang, perwakilan Polres Lumajang dan Kodim 0821 Lumajang.
Selain itu, hadir juga perwakilan dari PMI (Palang Merah Indonesia) Dinas Kesehatan, dan TNBTS dari Pos Ranupane sebagai titik awal pendakian dan dari pihak vulkanologi dari Pos Pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.
”Dalam rapat koordinasi ini, digelar berbagai kesiapan awal sebelum agenda pendakian untuk pelaksanan upacara agustusan di Puncak Semeru dilaksanakan,” beber ROCHANI lagi.
Persiapan awal yang dilakukan, diantaranya mempersiapkan tim pemandu dari pihak Vulkanologi sesuai rekomendasi yang diberikan. Selain itu, dipersiapkan juga personil pemandu lain dari pihak SAR Kabupaten Lumajang, Kesbangpol, Satlak PB dan pihak Pos Ranupane.
”Sedangkan, tim kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang dan PMI akan mengambil tempat di titik-titik tertentu sebagai antisipasi segala kemungkinan masalah kesehatan para pendaki,” ujar ROCHANI.
Para pendaki yang akan naik ke puncak Semeru, dibeberkan Sekretaris satlak PB Kabupaten Lumajang ini, jugfa akan didampingi tim pemandu lengkap, termasuk dari pihak Vulkanologi.
Selama di puncak, akan diberikan aba-aba dan kewaspadaan, kapan upacara harus selesai untuk segera turun ke pos berikutnya. Pasalnya, kondisi vulkanik di puncak semeru sangat berbahaya karena kerpa menyembur gas beracun.
”Untuk hal itu, menjadi tupoksi dari pihak vulkanologi. Paling tidak, upacara hanya dilakukan beberapa puluh menit saja sebelum kemudian para pendaki diperintahkan turun kembali. Pendampingan disiapkan karena pendaki akan memasuki areal berbahaya. Dari Rakor itu, disampaikan juga bahwa pihak Vulkanologi melarang pendaki memasuki areal berbahaya dalam radius 1 kilometer dari puncak kawah gunung yang berstatus waspada,” demikian beber ROCHANI.
Selain persiapan itu, dalam Rapar Koordinasi itu juga dibahas berapa banyak pendaki yang diberikan kuota untuk melakukan pendakian ke Puncak Semeru dan batasan titik tertinggi yang boleh dicapai untuk menggelar upacara Agustusan mendatang.
“Kuota yang disampaikan pihak Balai Besar TNBTS hanya totasl berjumlah 700 orang pendaki saja. Yakni, terdiri dari 600 orang pendaki dari Pulau Jawa dan 100 orang lain dari luar jawa. Para pendaki sudah bisa mendaftarkan diri dan meminta ijin ke Pos Ranu Pane sebelum melakukan pendkaian ke Puncak. Pendaftaran dan perijinan pendakian untuk upacara agustusan ini, bisa dilakukan 16 Agustus pagi, yang kemudian akan sama-sama naik ke Puncak Arcopodo,” urai ROCHANI
Di puncak Arcopodo itulah, Tim Vulkanologi akan menunggu untuk membeirkan informasi setiap saat terkait keamanan di titik berbahaya puncak semeru. “Tim Vulkanologi akan terus berkoordinasi dngean pos pantau di Gunung Sawur. Jika sewaktu-waktu situasinya berbahaya, maka pendakian bisa dibatalkan. Hal ini untuk menjaga keamanan dalam pendakian Agustusan ini,” sambungnya.
Meski kuota pendaki hanya dibatasi total 700 orang pendaki saja, namun Sekretaris Satlak Penaggulangan Bencana Kabupaten Lumajang ini, menyakini jumlah pendaki yang akan berada di seputaran gunung Semeru untuk menggelar upacara Agustusan jumlahnya mencapai ribuan.
“Sebab, biasanya ada pendaki lainnya yang jumlahnya ratusan juga terbagi di beberapa titik. Ada yang melakukan upacara agustusan di titik Kalimati, ada yang di Ranu Kumbolo dan di Ranu Pane. Kalau dihitung, jumlahnya bisa mencapai ribuan, meski hanya 700 orang saja yang diijinkan naik ke puncak tertinggi Semeru di kawah Jonggring Saloko,’ demikian pungkas ROCHANI.
Tidak ada komentar:
Write komentarBerikan komentar anda mengenai artikel ini: